Bagi Anda yang ingin melakukan
sebuah penelitian, skripsi misalnya,
identifikasi masalah penelitian adalah hal pertama yang harus dilakukan. Tidak mudah bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian,
terutama bagi penelitian pemula. Masalah penelitian yang sering dirumuskan
terlalu umum sehingga dengan pokok permasalahan yang tidak jelas akan
menyulitkan tahap pemecahan masalah, yang meliputi penentuan konsep-konsep
teoritis yang ditelaah dan pemilihan metode pengujian data. Semakin spesifik
perumusan masalah, penelitian semakin mudah dilakukan pengujian secara empiris,
perlu pendekatan sistematis untuk merumuskan masalah penelitian yang baik
memudahkan tahap pemecahan masalah sehingga memudahkan pula untuk menetapkan
suatu tujuan penelitian.
1.
Definisi Masalah dan identifikasi
masalah
Beberapa definisi masalah dari beberapa literature yang berbeda
antara lain sebagai berikut:
1.
Problem is a thing that is difficult to
deal with or understand ; a question to be answered or solved; esp. by
reasoning or calculating (Kamus
Oxford, 1995 dalam Notohadiprawiro, 2006).
2.
Masalah
diartikan sebagai sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal,
persoalan. Permasalahan: hal yang
menjadikan masalah; hal yang dimasalahkan. Masalah adalah faktor yang dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Sugiono 1999).
3.
Masalah merupakan
suatu kesulitan yang dirasakan, konkrit dan memerlukan
solusi. Suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam
kenyataan atau antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia atau antara
harapan dengan kenyataan dan sebagainya (Suryabrata, 2000).
4.
Persolan juga dapat diartikan
sebagai tafsir sesuatu yang teramati lewat tanggap rasa, cerapan dan konsep
yang ketiganya merupakan cetusan alam fikir dan alam rasa (Notohadiprawiro,
2006)
Jadi berdasarkan
beberapa pengertian diatas, masalah dalam penelitian
adalah suatu kesulitan yang dirasakan, konkrit dan memerlukan solusi yang
merupakan pangkal penelitian. Tidak akan ada penelitian jika tidak ada
persoalan. Persoalan (masalah) ialah segala sesuatu yang dihadapi atau
dirasakan seseorang yang menimbulkan dalam diri orang yang bersangkutan suatu
keinginan atau kebutuhan untuk membahasnya, mencari jawabannya atau menetapkan
cara penyelesaiannya.
Identifikasi masalah merupakan proses penyederhanaan masalah yang
rumit dan kompleks dirumuskan menjadi masalah yang dapat diteliti atau dicari
alternatif pemecahannya.
2.
Identifikasi Masalah Penelitian
Suatu masalah tidak harus menuntut atau menimbulkan
suatu penelitian tetapi penelitian dilakukan karena adanya masalah. Jadi
seseorang yang akan melakukan penelitian harus menentukan terlebih dulu
masalahnya.
Sumber permasalahan berada di dalam lingkungan tempat
pengamat berada atau dapat berada di jasmani pengamat. Masalah yang harus
dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada tersedia dan cukup
banyak, tinggallah si peneliti mengidentifikasinya, memilihnya, dan
merumuskannya. Walaupun demikian, agar seorang ilmuwan mempunyai mata yang
cukup jeli untuk menemukan masalah tersebut, dia harus cukup berlatih. Menurut
Sumadi Suryabarata (2010) hal-hal yang dapat menjadi sumber masalah, terutama
adalah:
1.
Bacaan, terutama bacaan yang berisi
laporan hasil penelitian
Bacaan, terutama bacaan yang
melaporkan hasil penelitian, mudah dijadikan sumber masalah penelitian, karena
laporan penelitian yang baik tentu akan mencantumkan rekomendasi untuk
penelitian lebih lanjut dengan arah tertentu. Hal yang demikian itu mudah dimengerti,
karena tidak pernah ada penelitian yang tuntas. Kadang-kadang suatu penelitian
menampilkan masalah lebih banyak dari pada yang dijawabnya. Justru karena hal
yang demikian itulah maka ilmu pengetahuan itu selalu mengalami kemajuan.
2.
Seminar, diskusi, dan lain-lain
pertemuan ilmiah,
Diskusi, seminar, dan lain-lain pertemuan ilmiah juga merupakan
sumber masalah penelitian yang cukup kaya, karena pada umumnya pertemuan ilmiah
demikian itu para peserta melihat hal-hal yang dipersoalkannya secara professional.
Dengan kemampuan professional para ilmuan peserta pertemuan ilmiah melihat,
menganalisis, menyimpulkan, dan mempersoalkan hal-hal yang dijadikan pokok
pembicaraan. Dengan demikian mudah sekali muncul masalah-masalah yang
memerlukan penggarapan melalui penelitian.
3.
Pernyataan pemegang otoritas
Pernyataan pemegang otoritas, baik pemegang otoritas dalam
pemerintahan maupun pemegan ortoritas dalam bidang ilmu tertentu, dapat menjadi
sumber masalah penelitian. Demikianlah misalnya pernyataan seorang menteri
pendidikan nasional mengenai rendahnya daya serap murid-mirid SMA, atau
pernyataan seorang direktur jenderal pendidikan tinggi tentang kecilnya daya
tamping perguruan tinggi, dapat secara langsung mengundang berbagai penelitian.
Pernyataan ahli-ahli pendidikan dan ahli-ahli psikologi mengenai perlu dan
tidaknya serta tepat atau tidaknya penjurusan di SMA seperti yang terjadi
sekarang ini, dapat menjadi sumber masalah penelitian pula.
4.
Pengamatan sepintas
Sering kali terjadi, seseorang menemukan masalah penelitiannya
dalam suatu perjalanan atau peninjauan. Ketika berangkat dari rumah sama sekali
tidak ada rencana untuk mencari masalah penelitian. Tetapi ketika menyaksikan
hal-hal tertentu di lapangan, timbullah pertanyaan-pertanyaan dalam hatinya,
yang akhirnya terkristalisasikan dalam masalah penelitian. Seorang ahli ilmu
tanah dapat menemukan masalahnya ketika ia menyaksikan keadaan tanah di suatu
tempat, seorang ahli kesehatan dapat menemukan masalahnya ketika dia
menyaksikan dari mana penduduk mendapat air minum, seorang ahli teknologi gahan
makanan mungkin menenmukan masalahnya ketika dia menyaksiskan produksi jenis
pangan tertentu yang berlebihan di suatu daerah tertentu, seorang ahli
psikologi industry mungkin mendapatkan masalah ketika dia menyaksiakn bagaimana
sejumlah karyawan pubrik melaksanakan tugas-tugasnya, dan sebagainya.
5.
Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi sering pula menjadi sumber bagi diketemukannya
masalah penelitian. Lebih-lebih dalam ilmu-ilmu social, hal yang demikian itu
seing terjadi. Mungkin pengalaman pribadi itu berkaitan dengan sejarah
perkembangan dan kehidupan pribadi, mungkin pula berkaitan dengan kehidupan
professional.
6.
Perasaan intuitif
Tidak jarang terjadi, masalah penelitian itu muncul
dalam pikiran ilmuan pada pagi hari setelah bangun tidur, atau pada saat-saat
habis istirahat. Rupanya selama tidur atau istirahat itu terjadi semacam
konsolidasi atau pengendapan berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah
yang akan diteliti itu, yang lalu muncul dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
atau masalah.
Apa pun sumbernya, masalah penelitian itu hanya akan muncul atau
dapat diidentifikasikan kalau calon peneliti cukup “berisi”. Orang yang masih
“kosong”, yaitu yang miskin akan pengetahuan mengenai sesuatu cabang ilmu
hampir tidak mungkin, atau sekurang-kurangnya sulit, untuk menemukan masalah
penelitian.
3.
Karakteristik dalam Mengidentifikasi Masalah
Secara fungsional masalah
penelitian mempunyai arti penting bagi para peneliti. Masalah penelitian dapat
digunakan sebagai pedoman kegiatan di lapangan. Mengingat pentingnya posisi
tersebut, para peneliti dilanjutkan untuk mengetahui ciri-ciri permasalahan
yang baik serta layak untuk diteliti. Ciri-ciri permasalahan tersebut
diantaranya , yaitu dapat diteliti, mempunyai menfaat teoretis maupun manfaat
praktis, dapat diukur, sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti. Beberapa
karakteristik tersebut akan dijabarkan seperti berikut:
1. Dapat diteliti
Suatu
permasalahan dapat dikatakan dapat diteliti atau researchable, apabila masalah
tersebut dapat diungkap kejelasannya melalui tindakan koleksi data dan kemudian
dianalisis. Sebagai contoh dalam bentuk apakah informasi pekrjaan dapat
diberikan kepada para pencari kerja? Seorang peneliti tidak akan dapat
memberikan jawaban secara pasti. Oleh katena itu, guna menperoleh jawaban
tersebt mereka mencari infrmasi dengan beberapa cara, misalnya:
a.
Bertanya
pada responden, dengan melakukan wawancara, dengan orang-orang yang terlibat
langsung, para pimpina dikantor tenaga kerja, atau para pakar yang menguasai
bidang ketanagakerjaan.
b. Melakukan
observasi langsung dimana para pencari kerja berada, yaitu ditempat-tenpat
pendaftaran tenaga kerja baik di kabupaten maupun di provinsi.
c. Melakukan
studi kepustakaan dengan buku, selebaran, dan dokumentasi yang berkaitan erat
dengan masalah tenaga kerja.
d. Menggunakan
angket dan menyebarkannya kepada responden yang terkait.
2. Mempunyai
kontribusi signifikan
Ciri-ciri
suatu masalah penelitianyang kedua adalah mempunyai kontribusi nyata. Masalah penelitian
dikatakan baik jika itu mempunyai manfaat bagi peneliti yang bersangkutan
maupun bagi masyarakat pada umumnya. Ada dua manfaat yang perlu dalam
mengidentifikasi masalah, yaitu manfaat teoretis yang berkaitan erat dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan yang kedua, yaitu manfaat praktis yang
langsung dapat digunakan atau dirasakan oleh masyarakat. Penelitian tentang
teknologi terapan bidang pertanian infustri, dan usaha adalah contoh-contoh
penelitian terapan yang lebih banyak menfaatnya bagi kepentingan manusia dalam
memecahkan persoalan hidup menjadi lebih baik.
3. Dapat
didukung dengan data empiris
Karakteristik yang ketiga
yang juag penting untuk dipertimbangkan adalah fenomena masalah tersebut dapat
diukur baik secara kuantitatif maupun secara empiris. Ukuran empiris atau
ukuran yang didasarkan pada fakta yang dapat dirasakan oleh orang yang terlibat
mempunyai peranan penting. Karena dukungan data empiris memberikan hubungan
yang erat antara fakta dan konstruk suatu fenomena. Permasalahan akan lebih
kuat lagi perlunya untuk didukung dengan data enpiris, jika peneliti ingin
mendudukkan penelitian kuantitatif lebih mendasarkan pada sesuatu variable yang
harus didasarkan pada hokum positif, empiris, dan terukur. Permasalahan yang
tidak didukung dengan data empiris dan tidak diukur hanya jatuh pada kategori
common sense yang sulit untuk ditindaklanjuti dalam proses pengumpulan data.
4.
Sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti
Karakteristik
yang menganjurkan perlunya peneliti
menyesuaikan kemampuan dan sesuai keinginannya. Permasalahan yang mempunyai
tiga karakteristik diatas akan memberikan keyakina untuk dapat meneliti dan
mengumpulkan data pendukung. Sedangkan karakteristik terakhir memberikan
kepercayaan bahwa apa yang hendak dilakukan dilapangan akan berhasil, karena
data yang ada dilapangan dan kemampuan peneliti untuk mengumpulkan dan kemudian
menganalisisnya sampai hasil penelitian dapat diperoleh. Keinginan penulis juga
mempunyai peranan peranan penting dalam mendukung terselesaikannya penelitian.
Karena penelitian adalah kegiatan yang menyangkut kemampuan. Dan kemampuan
tanpa keinginan maka mungkin saja proses penelitian berlarut-larut dan akhirnya
merugikan si peneliti sendiri.
Dalam dunia nyata banyak masalah yang harus diselesaikan dengan segera
dalam waktu tertentu, namun tidak semua masalah tersebut dapat diangkat menjadi
maslaah penelitian. Oleh karena identifikasi masalah merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan.
Selanjutnya Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa setelah
masalah-masalah diidentifikasi, belum menjadi jaminan bahwa semua masalah
tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Sehingga perlu dipilih salah satu
atau beberapa masalah yang paling baik dan layak untuk diteliti.
Menurut Suryabrata (2000), beberapa kesalahan yang terjadi dalam memilih
permasalahan penelitian antara lain:
1.
Permasalahan
penelitian tidak diambil dari akar masalah yang sesungguhnya
2.
Permasalahan
yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan kemampuan peneliti baik dalam
penguasaan teori, waktu, tenaga dan dana.
3.
Permasalahan
yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan faktor-faktor pendukung yang ada.
Untuk itu perlu diperhatikan beberapa pertimbangan
dalam memilih masalah yang akan digunakan sebagai dasar penelitian. Berdasarkan
Suryabrata (2000), pertimbangan pemilihan masalah ini dapat dilakukan dengan 2
arah yaitu:
1. Dari Arah Masalahnya
Pertimbangan
kelayakan berdasarkan arah masalah atau sudut obyektifnya atau nilai
penelitiannya. Apakah penelitian memberikan sumbangan kepada pengembangan dan
penerapan IPTEKS atau pemecahan masalah praktis ?
2. Dari Arah Penelitinya
Pertimbangan
berdasarkan kelayakan dan kesesuaian penelitinya menyangkut kelayakan biaya,
waktu, sarana, kemampuan keilmuan
Sedangkan menurut Notohadiprawiro (2006), beberapa pertimbangan dalam pemilihan masalah
diuraikan menjadi 3 hal yaitu:
1.
Pertimbangan
Ilmiah:
a.
Apakah
masalah tersebut dapat diteliti secara ilmiah? Yaitu masalah yang realitasnya
dapat diamati dan datanya tersedia dan dapat dikumpulkan.
b.
Apakah
masalah tersebut memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan?
c.
Dengan
metode bagaimana masalah dapat diteliti?
2.
Pertimbangan
Non-Ilmiah:
a.
Apa
manfaat hasil penelitian bagi kepentingan praktis atau masyarakat?
b.
Apakah
masalah terlalu peka untuk diteliti?
Resistensi sosial, budaya, ideologi
3.
Pertimbangan
Peneliti:
a.
Penguasaan
teori dan metodologi
b.
Minat
peneliti terhadap masalaah
c.
Kemampuan
pengumpulan dan analisis data
d.
Ketersediaan
waktu, dana dan sumberdaya
Setelah masalah diketahui, selanjutnya
dibuat suatu rumusan masalah. Rumusan masalah dapat diartikan sebagai suatu
pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan
diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah (Suryabrata, 2000).
Referensi:
Indriantoro, N dan B. Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Notohadiprawiro, T. 2006. Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara
Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta :
Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar